src='https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js'/> 3 Golongan yang Tidak Di Anggap Allah SWT Pada Hari Kiamat - Aleniasenja.com

3 Golongan yang Tidak Di Anggap Allah SWT Pada Hari Kiamat

Orang yang menaati Allah pasti Allah bela, orang yang menaati Allah pasti Allah tolong. Karena sesungguhnya Allah tidak akan mungkin menyia-nyiakan hamba-hamba-Nya yang beriman. Rasulullah SAW menyebutkan akan ada tiga orang atau golongan manusia yang kelak pada hari kiamat tidak akan dilihat oleh Allah SWT tidak akan disucikan dari dosa dan bagi mereka azab yang pedih. Siapakah tiga orang tersebut?. 

3 Golongan yang Tidak Akan Di Anggap Allah SWT Pada Hari Kiamat

Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc, memaparkannya dalam ceramah di Masjid Al-Barkah, Cileungsi, Bogor, akhir pekan kemarin. Alumnus Universitas Islam Madinah tersebut, menjelaskannya sebagai berikut : 

Yang pertama, seorang laki-laki yang mempunyai kelebihan air di sebuah padang pasir kemudian ia tidak mau memberikan kepada ibnu sabil yang sangat membutuhkan.Demikian pula ketika ada seseorang yang mempunyai kelebihan harta, dia memiliki banyak harta, sementara ada orang yang sangat butuh yang dia kelaparan dan kehausan, tapi dia tidak mau memberikan kelebihan walaupun sedikit pun juga. Saking dia itu bakhilnya. 

Islam melarang kita mempunyaisifat bakhil, Islam memerintahkan kita untuk mempunyai jiwa dermawan, Islam memerintahkan kita untuk mempunyai jiwa sosial yang tinggi, untuk betul-betul peka kepada lingkungan kita. Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk hanya memikirkan diri sendiri, akan tetapi Islam berusaha membantu orang-orang yang miskin, orang-orang yang susah, orang-orang yang berkebutuhan. 

Maka Rasulullah SAW bersabda: 

أَبْغُوْنِي الضُّعَفَاءَ، فَإِنَّمَا تُرْزَقُوْنَ وَتُنْصَرُوْنَ بِضُعَفَائِكُمْ 


“Carilah aku dengan cara memperhatikan orang-orang yang lemah, karena sesungguhnya kalian diberikan rezeki oleh Allah dan dibela oleh Allah disebabkan oleh orang-orang lemah diantara kalian.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa-i, Ahmad, dan yang lainnya) 

Bahkan Rasulullah menganggap memperhatikan orang-orang yang lemah dan membantu mereka termasuk jihad fi sabilillah. Rasulullah bersabda dalam hadis yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwasanya orang yang memperhatikan para janda, demikian pula orang-orang yang lemah sama seperti orang yang berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Yang kedua, orang yang berjual beli di waktu ashar. Bukan artinya berjual beli di waktu ashar itu dilarang, bukan. Akan tetapi yang Rasulullah ingin sebutkan yaitu setelahnya, yaitu “bersumpah palsu”. Dia bersumpah dusta bahwasanya dia sudah mengambil barang ini dengan modal sekian dan sekian padahal tidak. Dia membawa nama Allah, dia mengatakan “demi Allah” di waktu ashar. 

Kata para ulama, bersumpah dengan nama Allah di waktu ashar itu sangat berat di mata Allah Jalla wa ‘Ala. Oleh karena itulah pelaksanaan Li’an, saling melaknat suami dan istri ketika suami melihat istrinya berzina namun ia tidak memiliki saksi, maka kemudian saling melaknatlah, kata para ulama itu dilaksanakan di waktu ashar, masing-masing mereka bersumpa dengan nama Allah Ta'ala. 

Karena bersumpah di waktu ashar itu berat di mata Allah, maka ketika seseorang bersumpah dusta dan berkata “demi Allah” kemudian ia bertepatan dengan waktu ashar, maka itu di mata Allah sangat berat sekali. 

Oleh karena itu Allah bersumpah dengan waktu ashar. Allah berfirman: 

وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ 


“Demi waktu ashar.” (QS. Al-Asr : 1) 

Yang ketiga, seorang laki-laki yang membai’at imam (pemimpin), ternyata dia membai’atnya hanya karena dunia saja. Jika ia diberi dunia oleh imam, dia akan mau menaati imam tersebut. Jika tidak diberikan dunia oleh imam, dia tidak mau menaati pemimpinnya. Maka orang ini di hari kiamat nanti tidak akan disucikan oleh Allah, tidak akan dilihat oleh Allah, bahkan akan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adzab yang pedih, Allah pun tidak mau mengajak bicara dia. Hal ini karena Allah murka kepadanya. 

Karena sesungguhnya dalam Islam, kita menaati pemimpin baik kita susah maupun senang, baik dia memberi ataupun tidak, baik kita ridka ataupun tidak ridha, di dalam Islam kewajiban kita membai’at pemimpin dalam setiap keadaan. Anas bin Malik berkata: 

بايعنا رسول الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم على السمع والطاعة في العسر واليسر، وعلى أثرة علينا 


"Kami sudah membai’at Rasulullah untuk senantiasa mendengar dan taat kepada pemimpin di saat kami susah maupun kami senang, demikian pula saat pemimpin lebih mementingkan dirinya daripada rakyatnya.” 

Kesabaran kita di dunia hanyalah sementara. Karena sesungguhnya orang yang bersabar itu pasti Allah akan bantu dia. 

إِنَّ اللَّـهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٣﴾ 


Artinya :“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153) 

Akan tetapi, seringkali hawa nafsu dan syahwat mengalahkan perintah dan titah Allah dan Rasul-Nya. Ketika diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk kita sabar menghadapi pemimpin yang zalim, untuk kita sabar dan senantiasa taat kepada pemimpin selama bukan maksiat. Akan tetapi seringkali kita tidak peduli dengan batasan-batasan agama demi perut-perut kita, demi hawa nafsu kita dan syahwat kita, kita campakkan agama kita dan syariat Allah SWT, kita tidak peduli apakah Allah ridha atau tidak, yang jelas kata mereka bahwa ini tidak sesuai dengan keinginan kami, ini merugikan kami dan yang lainnya.

Belum ada Komentar untuk "3 Golongan yang Tidak Di Anggap Allah SWT Pada Hari Kiamat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel