Akhlak Istri Rasulullah SAW, Sebaik-baiknya Tauladan Muslimah Sejati
Selasa, 01 Desember 2020
Tulis Komentar
Istri-istri Rasulullah SAW menjadi sebaik-baiknya akhlak dan potret yang patut dicontoh baik sebagai seorang muslimah ataupun kedudukannya sebagai seorang istri. Menjadikan Rasulullah SAW dan istri-istrinya sebagai suri teladan kehidupan. bukan terbatas pada amal ibadah saja seperti salat, puasa, dan ibadah lainnya, melainkan semua tindakan dan amal perbuatan setiap hari kaum muslim. Kecuali hal yang menjadi kekhususan Rasulullah atau karena tidak mampu maka ada hukum tersendiri.
Bagi perempuan, istri-istri Rasulullah menjadi sebaik-baiknya akhlak dan potret yang patut dicontoh baik sebagai seorang muslimah ataupun kedudukannya sebagai seorang istri. Di antara akhlak dan perbuatan para istri Rasulullah ini adalah sebagai berikut:
1. Senang menerima nasihat
Di antara hal yang harus diperhatikan muslimah dari kebaikan istri Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam , mereka senang sekali menerima nasihat suami karena nasihat Rasulullah merupakan nasihat yang mulia, yang menyejukan hati, yang membawa kebaikan hidup dan kebahagiaan di akhirat.
Dari Az-Zuhri berkata, “Telah mengabarkan kepadaku Abu salamah bin Abdurrahman bahwa Aisyah istri Rasulullah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah mendatangi Aisyah ketika Allah Ta’ala menyuruh beliau untuk memilih (cerai atau tetap bersama) para istrinya. (Kata Aisyah,) “Beliau memulai denganku (Aisyah ). Beliau shallallahu’alaihi wasallam bersabda, ‘Saya hendak memberitahukan kepadamu hal yang sangat penting, karena itu, janganlah kamu terburu-buru menjawabnya sebelum kamu bermusyawarah dengan kedua orang tuamu.’ Aisyah berkata, “Beliau tahu benar, kedua orang tuaku akan mengizinkan aku bercerai dengan beliau.” Aisyah melanjutkan, “Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلا (٢٨) وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا (٢٩)
Artinya :“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: jika kalian menghendaki kehidupan dunia berserta perhiasannya, marilah kuberikan kepadamu suatu pemberian, dan jika kalian menghendaki Allah ta’aladan Rasul-Nya serta kampung akhirat, sesungguhnya Allah ta’ala menyediakan pahala yang besar bagi orang yang berbuat kebajikan di antara kamu.” QS. Al-Ahzaab : 28-29).
Itulah kelembutan hati Aisyah, istri beliau yang paling muda. Aisyah, tidak jual mahal, tidak membantah, tidak menawar, tetapi subhanallah jawaban istri ini menyejukkan hati suami ketika mendengar nasihat suaminya.
2. Tidak materialitis atau ambisi duniawi
Sifat istri Rasulullah adalah istri yang qana’ah, maksudnya ridha (rela) dengan rezeki Allah yang mereka terima, tidak tamak, tidak menuntut sesuatu yang di luar kemampuan suami. Hal ini dapat kita buktikan dengan gaya hidup mereka setiap harinya.
Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya (Ibnu Abbad berkata, ‘Demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah di tangan-Nya’) bahwasanya Rasulullah dan keluarganya tidak pernah kenyang selama tiga hari berturut-turut dengan makan roti dari gandum hingga beliau meinggal dunia.” (HR.Muslim)
3. Pandai menghibur suami
Khadijah istri pertama Rasulullah telah menentramkan Rasulullah dari rasa takut saat beliau didatangin malaikat jibril menyampaikan wahyu untuk pertama kalinya.
Begitulah seharusnya istri muslimah yang sayang kepada suami, hendaknya pandai meghibur suami pada saat dilanda kesedihan baik karena musibah yang menimpa atau kesulitan yang dihadapinya, atau kekurangan harta, sehingga kehidupan rumah tangga tetap baik dan sejahtera. Bukan sebaliknya, isteri menjadi beban dan menjadi sebab marah suami.
4. Betah di rumah
Tempat terbaik bagi perempuan muslimah adalah rumah. Karena rumah tempat melindungi perempuan dari bahaya dan fitnah, tempat istri menyambut dan menghibur suami pada saat pulang dari bepergian, melindungi anak kecil yang sangat butuh perawatan dan pengasuhan ibunya.
Allah SWT berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
Artinya :“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu.” (QS. Al-Ahzab : 33)
Seandainya kebaikan perempuan itu keluar dari rumah, tentu salat mereka di masjid lebih utama. Namun, apa wasiat Rasulullah jika perempuan sering keluar, beliau bersabda,
المرأة عورة فإذا خرجت استشرفها الشيطان
Artinya : “Perempuan itu aurat apabila keluar maka di sambut (dipercantik) oleh setan. “(HR. Tirmidzi)
5. Mengenakan jilbab
Allah Subhanahu wa ta'ala menyuruh istri Rasulullah, putrinya, dan semua istri orang beriman agar berjilbab,
نَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya : "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang. (QS. Al-Ahzab : 59)
6. Tidak memerdukan suara
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, As-Sudi berkata, “Perempuan dilarang memerdukan suaranya ketika berbicara pada kaum pria karena akan mengakibatkan kerusakan hati mereka (sehingga) jatuh pada perbuatan keji atau zina. Ibnu Zaid berkata, ‘Janganlah perempuan berbicara kepada kaum pria yang bukan mahramnya seperti dia berbica lembut kepada suaminya, tetapi hendaknya bicara yang wajar dan keras suaranya."
Karena suara perempuan menggangu ketenangan jiwa kaum pria, wanita tidak mengumandangkan azan, tidak mengimami kaum pria, tidak berkhotbah yang didengar oleh kaum pria, tidak menegur imam dengan suara ketika bacaannya salah; maka bagaimana jika dia bernyanyi dan menari? Semoga Allah Ta'ala melindungi wanita muslimah dari bencana akibat suaranya yang merdu.
7. Senang menuntut ilmu
Rumah bagi perempuan muslimah, bukan hanya untuk istirahat, mendidik anak dan menyediakan kebutuhan suami, tetapi markas utama untuk beribadah kepada Allah Ta'ala, tempat yang pas dan aman untuk membaca Al-Qur’an dan hadis yang shahih. Perhatikan perintah Allah kepada istri Rasulullah,
وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَىٰ فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا
Artinya :“Dan ingatalah apa yang dibacakan di rumahu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Ahzab : 34)
Begitulah seharusnya perempuan muslimah di rumah, jangan isi kegiatan di rumah penuh dengan hiburan TV dan lainnya.
8. Dermawan
Bukan hanya Rasulullah yang dermawan sehingga pada saat meninggal dunia beliau tidak mewariskan harta bahkan punya hutang gandum, bahkan istri beliau pun dermawan.
Aisyah istri Rasulullah SAW pernah bercerita,
دَخَلَتْ امْرَأَةٌ مَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا تَسْأَلُ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ فَدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ مَنْ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنْ النَّار
Artinya :“Ada seorang wanita datang ke rumahku dengan membawa dua putri nya lalu dia meminta makan kepadaku, sedangkan aku tidak memiliki sesuatu kecuali kurma, dan aku berikan kepadanya, maka wanita itu membagi kurma untuk kedua putrinya, kemudian dia pulang. Lalu Nabi SAW masuk ke dalam rumah dan aku bercerita, lalu beliau bersabda,‘Barang siapa yang diserahi anak perempuan, lalu ia mendidiknya dengan baik, anak-anak mereka itu menjadi penghalang dirinya dari api neraka.’” (HR. Bukhari)
Istri Rasulullah lebih mendahulukan kepentingan orang lain dari pada untuk dirinya sendiri. Perempuan dermawan hatinya bersih dari sifat tamak dan rakus, tidak dengki ketika melihat kawan hidupnya kaya raya.
9. Rukun dan ikhlas
Setelah istrinya Khadijah binti Khuwailid wafat, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam baru menikahi perempuan lebih dari satu. Namun tujuan pernikahan Rasulullah bukanlah berniat mengumbarkan syahwatnya sehingga menodai wanita sebagaimana tuduhan orang kafir.
Seandainya beliau menikah tujuannya demikian, tentu menikahi gadis dan berkali-kali menceraikannya. Akan tetapi, kenyataannya tidak demikian, justru beliau pertama kali menikah dengan seorang janda yang bernama Khadijah binti Khuwailid, sedangkan selisih umurnya 15 tahun lebih tua dari Rasulullah. Itu pun setelah istrinya wafat, Beliau menduda kurang lebih dua tahun baru menikah lagi.
Sifat kecemburuan seorang istri terhadap teman hidupnya tentu ada karna itulah tabiat mereka, tetapi tidak membawa kehancuran rumah tangga sehingga menyusahkan suami. Dan itu terjadi pada istri-istri Rasulullah setelah Khadijah. Namun di antara mereka selalu hidup rukun dan ikhlas dalam menerima takdirnya. Begitu indahnya keadaan para istri Rasulullah . Karena iman, hidup mereka rukun.
Belum ada Komentar untuk "Akhlak Istri Rasulullah SAW, Sebaik-baiknya Tauladan Muslimah Sejati"
Posting Komentar