src='https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js'/> Wabah Corona, Belajar Bersabar Menerima Ujian dan Musibah Dalam Hidup - Aleniasenja.com

Wabah Corona, Belajar Bersabar Menerima Ujian dan Musibah Dalam Hidup

Saat mengalami kesusahan, kekhawatiran, malapetaka, musibah seperti wabah corona, banyak orang yang menyangka bahwa Allah marah kepadanya. Namun sejatinya dunia yang sering kali ditimpa kesusasahan dan musibah ini sebenarnya sifat dunia yang diciptakan Allah SWT. 
Wabah Corona, Belajar Bersabar Menerima Ujian dan Musibah Dalam Hidup

Allah SWT menciptakan segala sesuatu dan menakdirkan sifatnya masing-masing misalnya, Allah menciptakan api dan menjadikan bisa membakar. Saat manusia terbakar api lalu ia berkeluh kesah, kebingungan, ragu, tidak mempercayai diri sendiri, maupun Tuhan. 

Menurut faedah dari Maulana Syekh Ali Jum`ah hafizhahullah, guna menghilangkan kebingungan ini, perlu diketahui bahwa asal usul dunia ini sejatinya ketidaknyamanan. Jadi tidak perlu terkejut, karena dunia memang hal yang rendahan. Inilah karakteristiknya, karena penderitaan adalah bagian dari realitasnya. 

Dari dunia muncul berbagai kesusahan, musibah, masalah, bencana, kekhawatiran, krisis, bencana, penyakit dan sebagainya. Apakah pantas kita mendeskripsikan dunia dengan sifat-sifat yang jelek itu? 

Dunia memang begitu, makanya tidak perlu kaget ketika muncul berbagai kesusahan. Fakta ini membuatmu memiliki keseimbangan untuk berinteraksi dan mengukur hubunganmu dengan dunia, maka ketika musibah datang, kamu mengetahui hakikat dunia ini memang begitulah, sering terjadi musibah. 

Lalu apa guna perasaan ini? 

Membantu manusia agar bersabar, karena kesabaran itu pahit. Kesabaran itu sulit, kesabaran itu mengobati dan menahan nafsu. 

Lalu bagaimana cara memperoleh kesabaran? 

Kamu bisa memperoleh kesabaran dengan kesiapan diri, memahami bahwa kesusahan di dunia ini sejatinya adalah hal normal dan biasa. 

Jika kamu memahami bahwa penderitaan ini adalah sesuatu yang hanya menimpa padamu saja. Lalu mempertanyakan bagaimana hal ini bisa terjadi, maka kamu akan kebingungan, bahkan menjadi cemas. 

Makanya ketika Nabi Muhammad melihat seorang perempuan yang putranya meninggal, menangis, menampar wajahnya, dan sebagainya, lalu Rasulullah pun berkata padanya, "Bertakwalah pada Allah dan bersabarlah." 

Si perempuan pun berkata "Menjauhlah dariku, kamu tidak pernah menderita apa yang aku derita." 

Perempuan itu tidak mengetahui bahwa yang mengajaknya bicara adalah Rasulullah SAW karena dia begitu tenggelam dalam kesedihan dan kepanikan. 

Orang-orang pun memberitahunya bahwa ini tadi Rasulullah, si perempuan itu pun lari mengejar beliau, kemudian berkata, "Saya tidak mengenal Anda". 

Rasulullah SAW pun berkata kepadanya, "Kesabaran adalah saat kejutan pertama (awal terjadi musibah)." 

Bagaimana kesabaran ada pada kejutan pertama? 

Dengan pengetahuan sebelumnya, melalui pendidikan, dengan pemahaman, untuk merealisasikan hikmah ini, "Jangan kaget dengan terjadinya berbagai kesusahan selama kamu berada di tempat ini (dunia)." 

Kalimat indah ini mari kita hafal, "Jangan kaget dengan terjadinya berbagai kesusahan selama kamu berada di tempat ini (dunia)." 

Maka ketika datang musibah atau bencana padaku, kamu menemukanku mengingat fakta ini yang membantumu untuk bersabar dan tidak khawatir. 

Lalu apa yang terjadi setelah bersabar? 

Kepasrahan dan keridhaan pada yang ditakudirkan Allah. Dan Nabi Muhammad SAW bersabda, 

"Sesungguhnya mata menangis dan hati bersedih, sesungguhnya kami bersedih karena perpisahan denganmu, wahai Ibrahim, dan kami tidak mengatakan apapun yang membuat Allah marah." 

Seperti dilansir dari website Laduni.id, itu karena Rasulullah SAW sebelumnya dididik dan punya pemahaman kuat dalam jiwa. 

Jadi jika kita bisa menghayati kata hikmah di atas maka itu sangat membantu kita untuk menciptakan jiwa yang berakhlak dengan akhlak Nabi Muhammad SAW. 

Cara Terbaik Menyikapi Virus Corona Menurut Pandangan Islam 

Hingga saat ini, dampak orang yang terjangkit virus corona (COVID-19) di Indonesia mencapai 227, naik 55 dari sebelumnya hanya 172 orang. Lalu bagaimana sebaiknya seorang Muslim menyikapi ini? 

Dikutip dari laman Suara Muhammadiyah pada Kamis (19/3/2020), Ustadz Setyadi Rahman dalam khutbahnya mengatakan pandemi virus corona mesti dianggap sebagai ujian dari Allah SWT. Hal ini sejalan dengan FirmanNya: 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ، وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً، وَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ. (الأنبياء: 35) 


Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian/cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’ [21]: 35). 

Lebih lanjut sikap terbaik menghadapi ujian berupa serangan virus korona itu yakni: 

Pertama, berikhtiar menghindarinya dengan memperhatikan hukum kausalitas Sunnatullah. Misalnya, kita harus mencuci tangan ketika akan makan atau minum atau baru datang dari bepergian. 

Kedua, kita bertawakkal sepenuhnya kepada Allah setelah berikhtiar. Bahkan kita yakin sepenuhnya atas usaha sungguh-sungguh pemerintah dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Hal ini sebagaimna firman Allah SWT: 

“Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal. Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang bisa menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah hanya kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (Qs Ali Imran: 59-60). 

Ketiga, jangan melupakan Allah SWT sebagai pencipta virus Corona. Kita mohon pertolonganNya. Sebab, pandemi Covid-19 akan musnah dengan cepat jika Allah menghendakinya. Karena itu, mari kita berdoa kepada-Nya disertai kesabaran dan istiqamah mengerjakan sholat, serta diiringi keyakinan akan dikabulkan Allah SWT. 

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Qs. Al Baqarah: 186) 

Dalam hadits disebutkan, “Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah SWT selain do’a.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad).

Belum ada Komentar untuk "Wabah Corona, Belajar Bersabar Menerima Ujian dan Musibah Dalam Hidup"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel