src='https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js'/> Benarkah Memberi Utang Itu Ladang Pahala?, Ini Penjelasannya - Aleniasenja.com

Benarkah Memberi Utang Itu Ladang Pahala?, Ini Penjelasannya

Hutang adalah muamalah yang dibolehkan dalam islam. Hutang dapat membawa seseorang ke surga karena niatnya untuk tolong menolong sesama manusia (hablun minannaas) namun hutang juga dapat membawa seseorang terjerumus kedalam api neraka manakala tidak dikelola dengan baik.

Benarkah Memberi Utang Itu Ladang Pahala?, Ini Penjelasannya

Permasalahan akibat hutang piutang seringkali muncul karena adab-adab dalam berhutang tidak diperhatikan pemberi hutang (kreditur) maupun peminjam (debitur). Oleh karena itu hutang (qardh) perlulah dikelola dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk islam baik yang tertuang dalam alquran maupun dalam alhadits sehingga kegiatan hutang piutang dapat membawa keberkahan dan menjadi solusi bagi umat.

Memberikan utang atau pinjaman jangan dianggap hanya sekadar memberikan bantuan semata. Namun ternyata di dalamnya terdapat ladang pahala yang begitu besar. Biasanya seseorang memberi pinjaman kepada kerabat atau teman hanya sebatas meringankan bebannya. Namun siapa menyangka bahwa cara memberi utang ladang pahalanya luar biasa.

Nah ladang pahala itu dijelaskan Ustaz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny MA, dalam nasihat tertulis di antaranya:

1.Mendapatkan pahala bersedekah setiap hari senilai nominal pinjaman sampai jatuh tempo.

2.Mendapatkan pahala bersedekah setiap hari senilai dua kali lipatnya nominal pinjaman, selama waktu penangguhan setelah jatuh tempo.

3.Mendapatkan naungan Allah di hari kiamat.

Nabi SAW bersabda:

“Pemberi hutang setiap harinya mendapatkan pahala bersedekah (senilai piutangnya) sebelum jatuh tempo. Maka apabila telah jatuh tempo, lalu dia memberikan penangguhan pembayaran, maka setiap harinya dia mendapatkan pahala bersedekah senilai dua kali lipat piutangnya.” (HR. Ahmad 22537, dishahihkan oleh Syeikh Albani)

“Barangsiapa menunggu orang yang kesulitan (membayar hutangnya), atau membebaskan hutangnya, maka Allah akan menaunginya di bawah naungan-Nya.” (HR. Muslim 3014)

Bayangkan bila Anda mengutangi Rp1 juta kepada orang lain, maka anda mendapatkan pahala bersedekah Rp1 juta setiap harinya sampai jatuh tempo.

Bila setelah jatuh tempo dia masih sulit melunasi dan Anda memberi masa penangguhan, maka Anda mendapatkan pahala bersedekah Rp2 juta setiap harinya sampai dia bisa melunasinya.

Ini baru piutang dengan nominal Rp1 juta, bagaimana bila lebih dari itu.Belum lagi pahala naungan dari Allah di akhirat kelak.

Karena Allah -azza wajalla- sudah memberikan pahala yang sangat besar dari amalan ini. Sebagai gantinya, Allah sangat murka bila akad sosial ini dikomersilkan menjadi riba.

"Ayo semangat menghidupkan sunnah ini. Jangan biarkan saudara-saudara kita terjerat riba oleh mereka yang terbiasa menari di atas penderitaan manusia," ucapnya.

Itulah penjelasan mengenai utang sebagai ladang pahal bagi umat muslim. Semoga ulasan diatas dapat memberi manfaat untuk itia semua sehingga kita saling tolong menolong dalam kebaikan, terima kasih.

1 Komentar untuk "Benarkah Memberi Utang Itu Ladang Pahala?, Ini Penjelasannya"

  1. Masyaallah, besaaaar ya mas pahalanya. Aku termasuk hati2 tapi dlm memberikan hutang. Kalo keluarga sendiri, ato sahabat, pasti aku ksh. Tp kalo cuma sebatas temen, dan aku ga terlalu Deket juga, ga deh. Pengalaman ada beberapa yg susaaah banget ditagih. Dan aku males ngerasain itu lagi. Yg ada hubungan Ama si temen itu jd jelek.

    Kalopun aku mau ksh pinjaman ke teman yg hubungan nya biasa aja, mnding aku ksh aja, ga usah dipinjamin. Itupun liat orangnya juga. Kayak kemarin tiba2 temen suami ada yg DTG minjem uang Krn dia dikejar2 debt Coll. Secara dia single mother, suami udh meninggal, dan wkt itu terjebak minjem Ama pinjolu utk keperluan anak2nya . Anaknya 2, kerjaannya ada tp gaji ga besar. Untuk yg begini, aku juga ga tega utk ksh hutang. Kebetulan ada uangnya, aku ksh aja utk dia ngelunasin hutang Ama si debt Coll, tapi dgn janji jgn terjerumus lagi.

    Jadi pinter2 aja menilai orangnya. Yg pasti kalo hutang, buatku hanya utk org yg aku kenal baik. Selain itu aku ga mau. Drpd dia ga bisa bayar dan jd hutang di akhirat.

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel