src='https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js'/> Riya, Kebaikan Yang Mendatangkan Petaka - Aleniasenja.com

Riya, Kebaikan Yang Mendatangkan Petaka

Sifat Riya, atau dalam bahasa Indonesianya berarti suka pamer. Pada era saat ini tentunya sifat pamer ini sangat sering terjadi pada manusia dimana mereka menunjukan diri jika mereka mampu, kaya raya, bisa dan lain sebagainya dengan tujuan selain Ridho Allah SWT. Mereka ingin dikenal, dihormati, dipuja dan dipuji oleh orang. 
Riya, Kebaikan Yang Mendatangkan Petaka

Bagaimana sifat riya ini bisa terjadi?. Perlu anda ketahui bersama jika penghalang pahala yang sering dihadapi saat seorang berbuat baik adalah timbulnya rasa riya atau pamer, baik saat bertindak, pikiran, maupun dalam hatinya sehingga hal yang awalnya akan mendapatkan balasan pahala dari yang maha kuasa, berbalik akan menjadi petaka bagi pelakunya. 

Keadaan seperti ini tentunya sangat merugikan dan hal ini sangat dikhawatirkan oleh Rasulullah SAW. Ia bersabda: 

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيكُمُ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ. 


Artinya : “Sesungguhnya hal yang paling mengkhawatirkan yang aku khawatirkan pada kalian adalah syirik kecil.” 

Kemudian para sahabat bertanya: “Apa syirik kecil itu wahai Rasululloh?” 

Rasulullah SAW menjawab: 

اَلرِّيَاء. يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ القِيَامَةِ إِذَا جَازَى العِبَادَ بِأَعْمَالِهِمْ: اِذْهَبُوا إِلى الَّذِينَ كُنتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا, فَانظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمُ الجَزَاءَ؟ 


Artinya : “(Syirik kecil itu adalah) Riya. Pada hari kiamat ketika Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung membalas hambanya terhadap amal-amal mereka, Allah berfirman, ‘Pergilah kalian kepada orang-orang yang kalian ria kepada mereka ketika di dunia. Maka lihatlah! Apakah kalian mendapatkan balasan di sisi mereka?” 

Rasulullah SAW juga bersabda: 

لَا يَقْبَلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَمَلًا فِيهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِن رِيَاءٍ. 


Artinya : “Allah SWT tidak menerima amal yang di dalamnya terdapat seberat biji sawi dari riya.” 

Imam al-Ghozzali menerangkan bahwa riya adalah sifat seseorang yang mencari kedudukan di hati orang lain dengan memperlihatkan kebaikan. Imam al-Ghozzali merangkumnya menjadi tiga tingkatan, yaitu : 

1. Riya yang paling berat adalah memperlihatkan kebaikan kepada orang lain dengan tujuan untuk meloloskan diri dalam berbuat kemaksiatan. 

2. Riya yang memamerkan kebaikan kepada orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan urusan duniawi, baik harta, tahta maupun wanita. 

3. Riya yang memperlihatkan kebaikan karena khawatir akan dipandang jelek di mata orang lain. 

Akan tetapi selama tujuan memperlihatkan kebaikan adalah supaya bisa dicontoh dan menjadi motivasi bagi orang lain untuk berbuat kebaikan, maka hal itu diperbolehkan dalam syariat islam. 

Syaikh Hasan al-Basri berkata: “Sesungguhnya merahasiakan amal itu lebih bisa menjaga amal itu sendiri. Akan tetapi menampakkan amal juga mempunyai manfaat. Oleh karena itu Allah ta’ala memuji terhadap orang yang merahasiakan amal baik maupun yang menampakkannya. Allah SWT berfirman: 

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ 


Artinya : “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang faqir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.” 

Mengingat zaman ini adalah zaman yang setiap orang mudah untuk memperlihatkan kebaikan dan menyebarkannya kepada khalayak umum, maka solusi supaya Muslim terhindar dari sifat riya adalah dengan menanamkan tujuan di dalam hati, supaya kebaikan yang dilakukan bisa ditiru oleh orang lain dan menjadi motivasi bagi mereka untuk melakukan kebaikan tersebut. 

Firman Allah SWT : 

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا 


Artinya: ”Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya”. 

Mudah-mudahan kita bisa terhindar dari sifat riya dan bisa menjadi golongan orang-orang yang ikhlas dalam beribadah. Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi kita semuanya, terima kasih.

Belum ada Komentar untuk "Riya, Kebaikan Yang Mendatangkan Petaka"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel