Pada Akhirnya, Kita Hanya Dipertemukan Dalam Sebuah Kenangan
Rabu, 19 Desember 2018
1 Komentar
Hari itu, saat paling indah dalam hidupku karena aku mampu melawan rasa maluku, rasa takutku untuk mengungkapkan perasaan hati untuk Seorang wanita yang selalu aku sapa namanya lewat do'a-do'a siang dan malamku.
Betapa bahagianya saat itu, bahkan saat ini, aku selalu tersenyum dan merasa jika kau masih ada disisiku. walaupun pada kenyataan, hanya rindu yang tinggal disini, menemani waktuku dalam sepi.
Taukah kamu, Aku tak merasa kaulah kesalahan itu, kesalahan yang membuat kita menjadi rindu yang kehabisan waktu untuk bahagia karena kita hanya mampu berusaha, dan menjalani hidup sebagaimana mestinya itu terjadi, walaupun pada akhirnya kita hanya dipertemukan dalam sebuah kenangan.
namun aku pastikan itu tak membuatku terluka, aku harap kau tak merasa aku menyalahkanmu karena telah pergi meninggalkanku saat itu. Sulit, memang sangat sulit untuk aku terima keputasanmu pada saat itu, disaat kau pergi tinggalkan harapan yang kita bangun tanpa lelah yang ada hanya bahagia.
Bukan untuk 1 hari, seminggu, sebulan, atau pun setahun, namun bertahun-tahun kita jalani kebersamaan itu agar suatu hari kelak kita bersatu dalam ikatan halal selamanya.
Namun waktu menjawab berbeda, Tuhan telah memberi kita waktu untuk bahagia, bukan untuk saling selamanya, namun kita hanya dipertemukan dalam kurun waktu yang singkat aku rasa.
Sekian lama kau telah pergi, dan telah mengikat satu jalinan kasih dengan seseorang yang telah Tuhan Pilih dan takdirkan untukmu, Aku selalu berdo'a dan berharap kebahagian itu, senyum itu dan harapan yang pernah kita bicarakan dulu bisa kau jalani bersama seseorang yang telah memilihmu untuk bahagia meskipun tanpa aku.
Aku tak akan megatakan kepergianmu adalah sakit hati bagiku, walaupun tanpa kusadari aku seirng meneteskan air mata ketika ingat pada saat kau pergi, dimana kau tak memberiku kabar jika kau telah dipersunting oleh seseorang yang tak ku kenal hatinya.
Cukup sulit bagiku untuk menerima kenyataan yang ada, namun perlahan, seiring waktu berjalan, aku menyadari jika kita bertemu bukan untuk disatukan, namun untuk terpisah.
Jika kau bertanya saat ini, pernahkah aku merindukanmu?, maka aku akan menjawab tidak pernah, aku rindu yang aku punya telah kau bawa semuanya pergi dan disini hanya tinggal berkasnya saja yang telah aku susun rapi dalam sebuang kenangan tentang dirimu.
Bagus artikel nya
BalasHapus