src='https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js'/> Benarkah Orang Mukmin yang Sakit Akan Di Hapus Dosanya?, Ini Penjelasannya - Aleniasenja.com

Benarkah Orang Mukmin yang Sakit Akan Di Hapus Dosanya?, Ini Penjelasannya

Dunia ini hanyalah tempat sementara bagi mahkluk ciptaan Allah SWT termasuk itu yang namanya Manusia. Masa hidup manusia di dunia ini sangat singkat dan dalam kurun waktu tersebutlah, Allah memerintahkan untuk mengumpulkan amal perbuatan yang banyak dalam arti perbuatan yang baik untuk bekal ketika ia meninggal dan juga untuk menghadapi perjalanan berikutnya menuju kehidupan abadi yaitu alam akhirat yang hanya memiliki dua pilihan tempat, neraka atau surga. 
Benarkah Orang Mukmin yang Sakit Akan Dihapus Dosanya, Ini Penjelasannya

Dalam menjalani kehidupan diatas dunia ini tentunya manusia akan dihadapkan dengan berbagai cobaan dan rintangan dengan tujuan untuk menguji keimana dan ketaqwaanya, apakah benar-benar atau tidak. Dari beberapa cobaan dan rintangan yang di datangkan oleh Allah SWT kepada manusia adalah jatuh sakit. 

Tentunya kesehatan manusia tidak akan abadi selalu sehat, adakalanya ia akan mengalami sakit. Ada sakit ringan, dan ada pula sakit yang berat. Cobaan ini berlaku untuk semua orang, termasuk Orang yang paling taat kepada Allah SWT, bahkan Baginda Nabi Muhammad SAW pun pernah merasakan sakit. Setiap orang, entah berkelakuan baik ataupun buruk, akan menyandang sehat dan sakit. Tentu saja sakitnya orang yang beriman tidak sama dengan orang yang tidak beriman kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah al-Bâhiliy, Rasulullah SAW bersabda: 

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ أَوْحَى اللَّهُ إِلَى مَلَكِهِ أَنِ اكْتُبْ لِعَبْدِي أَجْرَ مَا كَانَ يَعْمَلُ فِي الصِّحَّةِ وَالرَّخَاءِ إِذْ شَغَلْتُهُ، فَيَكْتُبُ لَهُ 


Artinya: “Jika ada hamba beriman yang sakit, Allah memberikan wahyu kepada malaikat-Nya ‘tulislah untuk hambaku pahala sebagaimana pahala atas amal yang ia kerjakan saat sehat sejahtera ketika aku membuat dia sibuk.’ Lalu malaikat kemudian mencatatnya.” (At-Targhîb fî Fadlâilil A’mâl: 397). 

Di hadits lain dikisahkan, ketika ada orang mukmin sakit, sebelum ia menderita atas sakit yang datang menimpa, Allah SWT sudah menyuruh empat malaikat terlebih dahulu mendatangi hamba yang akan sakit tersebut. Allah SWT menugaskan beberapa malaikat untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah SWT, yaitu : 
  • Malaikat pertama bertugas untuk menyedot kekuatan tubuh seseorang sehingga ia berubah menjadi lemah. 
  • Malaikat kedua diperintah untuk menyedot perasaan lezat di mulut seseorang sehingga ia tiba-tiba menjadi tidak enak saat makan apa pun. 
  • Malaikat ketiga ditugaskan untuk mengambil cahaya wajah seseorang tersebut. Maka orang yang dicabut nur wajahnya, mukanya menjadi pucat pasi. 
  • Dan yang keempat, Allah SWT mengutus malaikat yang satunya untuk mengambil dosa-dosa orang yang sakit sehingga ia tidak lagi memiliki dosa. 
Pada saat Allah SWT menghendaki seorang hamba yang sakit tersebut untuk kembali sehat, Allah SWT menyuruh ketiga malaikat mengembalikan hal-hal yang sebelumnya ia ambil. Hanya saja, Allah SWT tidak mengutus malaikat yang mengambil dosa untuk mengembalikannya. Malaikat pengambil dosa kemudian bersujud seraya melapor kepada Allah SWT. 

“Ya Allah, Engkau telah mengutus empat malaikat. Engkau suruh mereka untuk mengembalikan atas apa yang sebelumnya mereka ambil. Namun mengapa Engkau tidak menyuruh hamba-Mu ini untuk turut serta mengembalikan?” Allah subhanahu wa taala kemudian menjawab, “Atas kemurahan dan kemuliaan-Ku, Aku tidak mau mengembalikan dosa kepada ia setelah Aku membikin ia kepayahan.” “Terus apa yang harus kami lakukan, Ya Allah?” tanya malaikat. Allah lalu memerintahkan “Pergilah kamu dan buanglah dosa-dosa dia ke lautan.” 

Malaikat pun menjalankan perintah Allah SWT. Dan kesalahan-kesalahan itu berubah wujud menjadi aligator. Andai saja orang tersebut meninggal dunia saat itu, ia akan keluar dari dunia tanpa dosa sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : 

حمى يوم كفارة سنة 


Artinya: “Sakit sehari sama dengan melebur dosa setahun.” (HR Al Qadla’i, dalam Ihya’ Ulumuddin, juz 4, halaman 288). 

Nah itulah penjelasannya mengenai sakit yang dialami oleh seorang mukmin merupakan penngampunan dosa baginya. Semoga bermanfaat dan menjadi motivasi bagi kita semuanya, terima kasih.

Belum ada Komentar untuk "Benarkah Orang Mukmin yang Sakit Akan Di Hapus Dosanya?, Ini Penjelasannya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel