src='https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js'/> 5 Dampak Buruk Jika Konsumsi Makanan Tak Halal Menurut Rasulullah SAW - Aleniasenja.com

5 Dampak Buruk Jika Konsumsi Makanan Tak Halal Menurut Rasulullah SAW

Setiap hari tentunya membutuhkan makan dan minum. Berbagai makanan dan minuman tentunya tersedia, baik itu dibaut sendiri maupun membelinya. Namun tidak semua makanan dan minuman itu baik bagi kesehatan dan juga baik tubuh jika kita konsumsi tersebut merupakan makanan dan minuman yang diharamkan. 
5 Dampak Buruk Jika Konsumsi Makanan Tak Halal Menurut Rasulullah SAW

Dalam Islam, ada beberapa makanan dan minuman yang dilarang oleh Allah SWT untuk dikonsumsi yang telah tertulis dalam Al-Qur’an dan juga hadist. Larangan itu bukan semata-mata tidak ada efeknya bagi kesehatan dan juga kelangsungan hidup manusia tersebut, namun larangan itu karena penyebabnya sangat berbahaya jika tetap dilakukan. 

Menurut Rasulullah SAW, telah mengemukakan, sedikitnya ada empat bahaya yang ditimbulkan dari makanan yang tak halal. Apa saja itu?, simak ulasannya dibawah ini dengan baik : 

1. Jika Suka Konsumsi Makanan Tak Halal, Maka Energi Tubuh yang Lahir Dari Makanan Haram Cenderung Untuk Dipakai Perbautan Tercela 

Seseorang yang sering bahkan menghalalkan segala jenis makanan dan minuman untuk dikonsumsinya, maka makanan dan minuman yang memang telah dilarang tetap dikonsumsinya terus menerus, maka efeknya adalah orang tersebut tak malu dan segan berbuat hal-hal yang buruk dalam hidupnya dan sulit melakukan hal yang baik. Seperti perkataan Sahabat Sahl r.a mengatakan: 

من أكل الحرام عصت جوارحه شاء أم أبى 


Artinya : “Siapa saja yang makan makanan yang haram, maka bermaksiatlah anggota tubuhnya, mau tidak mau” (al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, jilid 2, hal. 91). 

Pantas Rasulullah SAW menyatakan, “Tidaklah yang baik itu mendatangkan sesuatu kecuali yang baik pula” (HR al-Bukhari dan Muslim). 

Secara tidak langsung, hadits ini mengatakan, “Tidaklah yang buruk itu mendatangkan sesuatu kecuali yang buruk.” Lebih berat lagi, makanan tidak halal itu menjadi darah daging keturunan kita atau diberikan kepada keturunan kita, maka kemungkinan keturunan kita menjadi keturunan saleh menjadi kecil. 

Tak heran jika para ulama akhlak mempersyaratkan diterimanya suatu amal ditopang dengan makanan yang halal. Hal ini dianalogikan kepada hadits tentang sedekah, di mana sedekah tidak diterima kecuali yang berasal dari usaha yang halal. 

إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَا يَقْبَلُ صَلَاةً بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلَا صَدَقَةً مِنْ غُلُولٍ 


Artinya : “Sesungguhnya tabaraka wata‘ala tidak menerima suatu shalat tanpa bersuci dan tidak menerima sebuah sedekah yang berasal dari ghulul (khianat/curang).” (HR Abu Dawud). 

2. Sulit Terkabulnya Doa 

Jika seseorang muslim sering mengkonsumsi makanan tak halal ini, maka itu menyebabkan doa yang ia panjatkan kepada Allah SWT sulit untuk dikabulkan. Hal itu berdasarkan pesan Rasulullah SAW kepada sahabat Sa‘d radliyallahu ‘anhu. 

يَا سَعْدُ أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ الْعَبْدَ لَيَقْذِفُ اللُّقْمَةَ الْحَرَامَ فِي جَوْفِهِ مَا يُتَقَبَّلُ مِنْهُ عَمَلَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا 


Artinya : “Wahai Sa‘d, perbaikilah makananmu, niscaya doamu mustajab. Demi Dzat yang menggenggam jiwa Muhammad, sesungguhnya seorang hamba yang melemparkan satu suap makanan yang haram ke dalam perutnya, maka tidak diterima amalnya selama empat puluh hari” (Sulaiman ibn Ahmad, al-Mu‘jam al-Ausath, jilid 6, hal. 310). 

Selain makanan yang baik, amal perbuatan yang baik dan ketaatan secara umum juga dapat menjadi pintu cepat terkabulnya doa. 

3. Sulit Menerima Ilmu Agama dan Juga Ilmu Pengetahuan Umum 

Ketahuilah ilmu adalah cahaya, sedangkan cahaya tidak akan diberikan kepada ahli maksiat. Itu pula yang pernah dikeluhkan oleh al-Syafi‘i kepada gurunya Imam Waki‘, sebagaimana yang populer dalam sebuah syairnya: 

شكوت إلى وكيع سوء حفظي * فأرشدني إلى ترك المعاصي وقال اعلم بأن العلم نور * ونور الله لا يؤتاه عاصي 


Aku mengeluhkan buruknya hapalanku kepada Imam Waki‘ Beliau menyarankan kepadaku untuk meninggalkan maksiat Dan beliau berkata, ketahuilah ilmu ialah cahaya Sedangkan cahaya Allah tak diberikan kepada ahli maksiat Walau as-Syafi‘i tidak menyebutkan sulitnya menerima ilmu akibat makan makanan yang tak halal, tetapi dapat dipahami bahwa makan makanan tak halal itu termasuk perbuatan maksiat. (Lihat: Muhammad ibn Khalifah, Thalibul ‘Ilmi bainal Amanah wat-Tahammul, [Kuwait: Gharas]: 2002, Jilid 1, hal. 18). 

Makanan tak halal, kemaksiatan, dan perbuatan dosa secara umum juga berdampak pada malasnya beribadah, sebagaimana yang pernah dirasakan oleh Imam Sufyan al-Tsauri, “Aku terhalang menunaikan qiyamullail selama lima bulan karena satu dosa yang telah aku perbuat.” (Lihat: Abu Nu‘aim, Hilyatul Auliya, [Beirut: Darl KItab], 1974, Jilid 7, hal. 17I). 

4. Akan Mendapatkan Dosa dan Ancamannya Neraka Di Akhirat Kelak 

Bentuk ancamannya apalagi jika bukan siksa api neraka. Ancaman ini jelas disampaikan dalam Al-Quran dan hadits. Di antaranya ancaman api nereka bagi orang yang makan harta anak yatim dan harta riba. 

إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوالَ الْيَتامى ظُلْماً إِنَّما يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ ناراً وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيراً 


Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka), (QS al-Nisa’ [4]: 10). Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya,” (QS Al-Baqarah [2]: 275). 

Ancaman siksa neraka yang bersifat umum akibat makanan tak halal juga disampaikan Rasulullah SAW : 

كُلُّ لَحْمٍ وَدَمٍ نَبَتَا مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِمَا 


Artinya : “Setiap daging dan darah yang tumbuh dari perkara haram, maka neraka lebih utama terhadap keduanya,” (HR Al-Thabrani). 

Maka marilah kita berusaha semaksimal mungkin menghindari perkara yang tak halal, baik yang haram maupun yang syubhat. Mengapa yang syubhat juga harus dihindari? Karena menghindari yang syubhat merupakan benteng dalam menjauhi yang haram. Rasulullah SAW pernah berpesan, 

“Siapa saja yang jatuh kepada perkara syubhat, maka ia akan terjatuh kepada perkara haram.” (HR Muslim). 

Kaitan menghindari perkara syubhat, kita ingat kepada kisah Abu Bakar yang memuntahkan makanan yang telah ditelannya. Berikut adalah kisah lengkapnya. Pada suatu hari, Abu Bakar dibawakan makanan oleh pelayannya. Beliau pun menyantapnya. Lantas ditanya oleh si pelayan, “Apakah engkau tahu makanan itu? Beliau menjawab, “Memangnya makanan apa itu? Dijawab oleh si pelayan, “Pada zaman Jahiliah aku biasa meramal untuk seseorang. Aku sendiri tak mumpuni soal ramalan, sehingga aku sering mengelabuinya. Saat itu pun orang itu datang menemuiku dan memberiku makanan itu. Dan makanan itu pula yang engkau makan.” Mendengar demikian, Abu Bakar langsung memasukkan jarinya (ke mulut), dan memuntahkan semua yang sudah masuk ke dalam perutnya (HR Al-Bukhari). 

5. Munculnya Berbagai Penyakit

Jika seseorang sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang tak halal, maka akan berdampak buruk pada kesehatan tubuhnya, dia akan terserang berbagai virus dan kuman penyakit yang sangat berbahaya dan juga mematikan.

Semoga ulasan diatas dapat dipahami bahwa betapa bahayanya makanan yang tak halal bagi kita, baik terhadap diterimanya amal, dikabulkannya doa, dibukanya cahaya Allah SWT, maupun terhadap keselamatan kita di akhirat, terima kasih.

Belum ada Komentar untuk "5 Dampak Buruk Jika Konsumsi Makanan Tak Halal Menurut Rasulullah SAW"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel