src='https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js'/> Telaga Al-Kautsar, Kasih Sayang Rasulullah SAW Untuk Umatnya Di Padang Masyar - Aleniasenja.com

Telaga Al-Kautsar, Kasih Sayang Rasulullah SAW Untuk Umatnya Di Padang Masyar


Ketika Kiamat Sudah datang, tentunya seluruh alam semesta ini sudah tiada. Semua penghuni yang ada diatas dunia ini musnah semuanya. Setelah kemusnahan itu, seluruh mahluk ciptaan Allah SAW akan dihiudpkan kembali dengan berbagai rupa dan bentuk sesuai dengan amal perbuatan mereka lalu dikumpulkan di padang masyar. 
Telaga Al-Kautsar, Kasih Sayang Rasulullah SAW Untuk Umatnya Di Padang Masyar

Ketika berada di padang masyar tersebut, betapa panasnya hari itu, karena matahari sangat dekat, sejengkal tangan dari kepala tempat berkumpulnya seluruh manusia dan jin dari zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir di hari kiamat. 

Dengan kondisi seperti itu, tidak dapat dibayangkan betapa panasnya, ketika di dunia saja yang jauh bermil-mil dari kita, panasnya matahari sangat terasa, apalagi hanya sejengkal tangan, tentunya sangat panas sekali. Saat mentari hanya berjarak satu mil saja dari atas kepala kita, Tentu saja air segar yang dapat membasahi kerongkongan. Setiap orang di Hari Kiamat kelak amat membutuhkan air untuk melepas dahaganya. 

Maka ketahuilah, bahwa di hari kiamat kelak, ada sebuah kenikmatan yang akan diperoleh khusus umat Nabi Muhammad SAW yakni sebuah telaga/sungai yang bernama Al-Kautsar. Berikut Pnejelasan Surat Al-kautsar Dalam Al-Qur’an : 

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ 


Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. 

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ 


Artinya: Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. 

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ 


Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. 

Kandungan atau makna surat Al Kautsar ini kemudian disarikan dalam Tafsir Al Quranil'Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafisr Al Azhar karya Buya Hamka: 

1. Surat Al Kautsar menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan nikmat yang banyak kepada Rasulullah SAW. Nikmat yang banyak itu di antaranya adalah keturunan yang banyak dan telaga al kautsar di surga kelak. 

Dalam buku berjudul 'Mutiara Juz'amma' oleh H. Sakib Machmud bahwa Al Kautsar adalah nama telaga yang terdapat di surga. Pendapat ini didasarkan pada suatu riwayat yang menceritakan Rasul bertanya kepada beberapa sahabat, "Tahukah kalian apa yang disebut Al-Kautsar itu? Seperti biasa mereka menjawab "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." 

Beliau kemudian bersabda, "Al Kautsar adalah danau di surga yang dianugerahkan kepadaku. Di sana terdapat banyak kebaikan." 

2. Surat Al Kautsar memberikan arahan kepada Rasulullah untuk mensyukuri nikmat yang banyak itu dengan sholat dan qurban. Yakni shalat yang ikhlas karena Allah dan qurban yang dipersembahkan kepada-Nya semata. 

3. Surat ini juga memberitakan bahwa orang-orang yang membenci Rasulullah, merekalah orang-orang yang 'abtar', yakni terputus dari kebajikan dan rahmat Allah. Juga terputus dari sejarah dikenal sebagai orang baik, bahkan di antaranya benar-benar terputus keturunannya. 

Keutamaan dari surat Al Kautsar ini adalah manfaat untuk menebar kebaikan. Dan jangan lupa untuk ikhlaskan niat karena Allah dalam beribadah. 

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Pada suatu hari, ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam berada di tengah-tengah kami, tiba-tiba beliau mengantuk sekejap. Kemudian beliau mengangkat kepala sambil tersenyum. Maka kami pun bertanya, “Apa yang membuat Anda tertawa, wahai Rasulullah?” 

Beliau menjawab, “Baru saja diturunkan kepadaku sebuah surat.” Lalu Beliau membaca: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu al-Kautsar. Maka dirikanlah sholat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (QS. Al-Kautsar: 1-3). 

Setelah itu Rasulullah SAW berkata: “Apakah kalian tahu apakah Al-Kautsar itu?” 

Kami (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” 

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Al-Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabb-ku ‘Azza wa Jalla untukku. Di sana, terdapat kebaikan yang banyak. Ia adalah (sumber air) telaga yang akan didatangi umatku pada hari Kiamat. Jumlah gayungnya sebanyak bintang-bintang.” (HR. Muslim, no. 400) 

Bagaimana bentuk kenikmatan telaga Kautsar? Beberapa hadits telah memberitahu kita deskripri telaga Rasulullah ini. 

“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan. Airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada minyak kesturi, cangkir-cangkirnya sebanyak bintang di langit. Barangsiapa yang minum darinya, ia tidak akan haus lagi selamanya.” (HR. Bukhari Muslim) 

Telaga Nabi SAW berada di Padang Mahsyar dan airnya bersumber dari sungai al-Kautsar di Surga. Air dari sungai Al-Kautsar dialirkan ke telaga melalui dua pancuran sebagaimana dikabarkan oleh Nabi SAW: 

“Dialirkan pada telaga itu dua saluran air yang (bersumber) dari (sungai al-Kautsar) di Surga…” (HR. Muslim) 

Di telaga itu Rasulullah SAW menanti umatnya yang dicintai. Beliau menyambut mereka yang kehausan. “Aku menunggu kalian di al Haudh, telaga. Siapa yang mendatanginya, dia akan minum airnya. Dan siapa yang minum airnya, tidak akan haus selamanya” (HR. Bukhari) 

“Telagaku panjangnya sejauh perjalanan satu bulan. Sudutnya pojoknya sama. Airnya lebih putih dari pada susu, baunya lebih wangi dari pada misk. Gayungnya seperti bintang di langit. Siapa yang minum sekali, tidak akan haus selamanya” (HR. Bukhari dan Muslim) 

Ketika Rasulullah SAW Menyambut Umatnya Di Telaga Al-Kautsar 

Di tepi telaga yang luas itu, sebentang Ailah di Syam hingga San’a di Yaman, beliau berdiri menantikan umatnya. Rambutnya hitam, disisir rapi sepapak daun telinga. Beliau menoleh dengan segenap tubuhnya, menghadap yang hadir di sana dengan sepenuh dirinya. Beliau memanggil-manggil. Seruannya merindu dan merdu. “Marhabban ayyuhal insaan! Silakan mendekat, silakan minum!” 

Wajah Rasulullah SAW berseri dan senyumnya merekah bahagia tiap kali menyambut pria dan wanita yang bersinar bekas-bekas wudhunya. Beliau bersabda, 

”Kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh umat sebelumnya. Kalian akan datang kepadaku dengan muka, lengan dan betis yang berkilauan karena bekas air wudhu,” (HR. Muslim) 

Di telaga itu kelak, Rasulullah setia menanti umatnya dengan cinta dan kasih sayangnya. Tiada yang patut dilakukan, kecuali senantiasa memohon, agar bila tiba saatnya nanti, Allah memudahkan kita untuk mendatangi al Haudh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bisa menikmati airnya. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad hingga Yaumat Tanaad (hari kiamat saat manusia diseru di padang Mahsyar). 

Akan tetapi, berhati-hatilah karena ada beberapa golongan yang tak akan merasakan kenikmatan telaga Kautsar. Siapa saja mereka?, Berikut ini rincian hadits mengenai orang-orang yang tak dapat mereguk kelezatan telaga Rasulullah SAW tersebut: 

1. Orang-orang Yang Murtad Kepada Rasulullah SAW 

Orang-orang yang beriman dan berjumpa dengan Rasulullah SAW, namun kemudian murtad sebelum beliau wafat atau setelah wafat. Mereka ini kebanyakan berasal dari bangsa arab badwi dan yang membantu Musailamah Al-Kadzdab dalam memerangi umat islam dibawah pimpinan Khalifah Abu Bakr radhiyallahu’anhu. 

2. Orang-orang Yang Munafik 

Mereka ini adalah orang-orang munafik yang menampakkan keimanan kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam, dan menyembunyikan kekufuran. 

Dua golongan inilah yang dipanggil oleh Rasulullah dengan julukan “sahabatku” tapi karena mereka telah murtad setelah beliau wafat atau menyembunyikan kekufuran, akhirnya mereka terusir dari telaganya sebagaimana dalam hadis: “Sungguh akan datang pada telagaku orang-orang yang pernah menjadi sahabatku, sehingga ketika aku telah melihat mereka dan mereka ditampakkan padaku, merekapun dijauhkan dariku. Maka sayapun berkata: “Ya Rabb, mereka adalah sahabatku, mereka adalah sahabatku. Maka dikatakan padaku: Sesungguhnya engkau tidak pernah tahu apa yang telah mereka ada-adakan (dalam perkara agama ini) setelahmu” (HR Bukhari: 6211 dan Muslim: 2304). 

Sekte Syiah Rafidhah -yang sesat lagi menyesatkan- menjadikan hadis ini sebagai celaan dan kutukan terhadap seluruh para sahabat Nabi dan menyatakan bahwa mereka murtad sepeninggal beliau sehingga mereka terusir dari telaga. Namun pemahaman mereka ini sangatlah fatal, karena makna hadis tidak demikian dan sama sekali bertentangan dengan banyak ayat Al-Quran dan teks hadis-hadis yang menyimpulkan bahwa para sahabat telah diridhai Allah dan mereka kekal dalam surga-Nya. 

Adapun makna hadis ini adalah sebagaimana yang disebutkan dalam dua golongan diatas. Syaikh Abdul-Qahir Al-Baghdadi rahimahullah berkata: “Semua umat islam sepakat bahwasanya umat islam yang murtad setelah wafatnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam adalah berasal dari kabilah Kindah, Hanifah, Fazarah, Bani Asad, dan Bani Bakr bin Wail, dan sama sekali tidak ada yang murtad dari kalangan Anshar ataupun Muhajirin (seperti yang diklaim syiah-pent)… dan seluruh Ahli Sunnah sepakat bahwa yang ikut serta dalam Perang Badr adalah masuk surga, demikian pula yang ikut serta dalam Baiat Ridwan di Hudaibiyah”. (Al-Farq Baina Al-Firaq: 353). 

3. Orang-orang Yang Membuat Perkara Baru Dalam Agama Islam 

Ahli Bid’ah yang membuat-buat perkara baru dalam agama islam seperti Sekte Khawarij, Syiah, Mu’tazilah, dan lainnya. Hal ini disebutkan dalam teks hadis: “Sesungguhnya aku akan berdiri di atas telaga, sehingga aku akan melihat beberapa orang akan datang kepadaku diantara kalian (umatku), dan beberapa manusia dihalau dariku, dan aku akan berkata, “Ya Rabb, mereka dari golonganku, bagian dari ummatku.” 

Kemudian akan dikatakan, “Apakah kamu mengetahui apa yang mereka perbuat sepeninggalmu? Demi Allah, mereka telah berbalik ke belakang (murtad).” (HR Bukhari: 6593, dan Muslim: 2293, dari Asma’ bin Abi Bakr radhiyallahu’anhuma). 

Juga termasuk orang yang melaksanakan sunnah tapi dengan niat untuk mendapatkan harta/manfaat dunia, sebagaimana disebutkan Imam Al-Syathibi rahimahullah ketika menjelaskan hadis ini: “Kategori (orang yang terjauhkan dari telaga) ini juga termasuk orang yang meyakini adanya sunnah dan mengamalkannya namun dengan niat untuk meraih harta dunia semata, bukan dengan niat beribadah kepada Allah, karena hal itu merupakan tabdil (bentuk perubahan) pada sunnah tersebut dan bentuk pengeluarannya dari kedudukan syar’inya” (Al-I’tisham: 1/96). 

4. Orang-Orang Yang Suka Berbuat Maksiat 

Orang-orang muslim yang suka tenggelam dalam maksiat dan dosa besar. Ini diisyaratkan oleh hadis: “Akan ada diantara kalian (umatku) para penguasa, yang memerintahkan kalian apa yang mereka tidak kerjakan, maka barangsiapa yang membenarkan kedustaan mereka dan membantu mereka dalam menjalankan misi kezaliman mereka, maka ia bukanlah bagian dariku, dan saya bukan bagian darinya, dan ia tidak akan bisa mendatangi telagaku (diakhirat kelak)”. (HR Ahmad: 9/514, hasan). 

Semoga saja kita termasuk golongan umat Rasulullah SAW yang dapat meneguk sungai yang penuh kenimatan tersebut nanti di hari kiamat. Semoga bermanfaat untuk anda semuanya, semoga menjadi inspirasi agar kita selalu berbuat baik, menjalankan perintah-Nya, Menjauhkan larangan-Nya, dan selalu bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, Amin.


Belum ada Komentar untuk "Telaga Al-Kautsar, Kasih Sayang Rasulullah SAW Untuk Umatnya Di Padang Masyar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel