Skripsiku Terhalang Rindu (Novel Si Kulup Kun Bagian 6)
Rabu, 03 Oktober 2018
Skripsiku Terhalang Rindu (Novel Si Kulup Kun Bagian 6) - Kepergian kakak keduaku masih selalu kurasa kesedihannya dalam hati, namun aku semua aku serahkan kepada sang kuasa, karena semua yang terjadi dalam hidupku adalah kehendaknya dan aku tak akan pernah mampu untuk menolak.
Seperti cinta yang aku rasa dalam rindu ini, dimana saat aku menjalani masa kuliah saat itu, dimana aku menjalani kisah cinta jarak jauh dengan seorang wanita satu kampung denganku.
Aku menjalani masa tersebut sebenarnya sangatlah baik, dan tak ada yang salah dan tak yang kurang, semua terangkum dalam satu hati, satu tujuan dan satu kisah untuk bisa bersanding dalam halal jika akusudah lulus kuliah nanti untuk melamarnya.
Namun semuanya tak sejalan dengan apa yang sudah aku dan dia rencanakan, dimana aku hanya mampu menanm rindu dalam hati yang kini terbeli oleh waktu yang mencuri dirinya dariku untuk hidup bahagia bersama orang lain.
Aku tak pernah menyangka hal itu akan terjadi, dimana aku dan dia sangat yakin jika aku dan dia tak akan berpisah, namun Tuhan telah memberikan jawaban yang berbeda dengan apa yang aku tanyakan dalam jalinan kasih bersamanya.
Jika saja aku mampu berubah kodrat itu, maka aku hanya ingin satu cinta, satu tujuan dan satu kata saja yaitu dia yang ingin aku bina dalam bahagia rumah tangga yang mawadah dan warromah.
Tapi hal itu tak mampu aku sudahi dengan baik, semua tak mampu aku tepati dengan sempurna. Hanya tertinggal kisah dalam rindu yang kadang datang saat aku ingin sekali menyapa dia yang kini telah menjadi miliki orang lain.
Tapi alasan itu tak mampu membuatnya menjadi nyata, yang ada hanya sepi yang sering datang menimpa hatiku, berharap semua akan kembali seperti semula. Aku lupa dan tak ingat jika semua hanya tertinggal dalam sebuah kenangan usang dalam sebuah cerita cinta hidupku.
Dia yang aku jaga hatinya bukanlah untuk waktu yang sebentar, 7 tahun lamanya aku menjalani kisah cinta yang begitu bahagia untuk aku dan dia rasa. Tak ada yang berubah dari waktu tersebut, baik aku dan dia tetaplah sama seperti ketika pertama kali aku mengenalnya.
Dia tetap dia yang masih saja mengucapkan kalimat kasih dan sayang setiap aku menghubunginya. Dia tetaplah dia yang selalu memberiku semangat disaat aku terpuruk, disaat aku sedih dan disaat aku lupa untuk mengingat Tuhan dalam waktu hidupku.
Tak ada yang menyangka jika semua begitu cepat berubah, dimana pada hari itu aku mendapatkan kabar berita jika dia yang selama ini aku jaga setianya, aku jaga cinta disini telah dilamar oleh seseorang yang tak ku kenal orangnya.
Mendengar kabar itu, aku sebenarnya tak percaya itu memang terjadi. Aku berusaha untuk mencari tau jika kaabr itu tak benar, namun setelah aku mencari jawaban itu kesana kemari, ternyata itu adalah benar adanya.
Aku sebenarnya tak menyangka hal itu isa terjadi, namun buktinya sudah menjadi jawaban bagiku jika aku harus kembali merasa kesedihan yang bertubi-tubi dalam hidupku, dimana dalam beberapa periode yang sangat pendek aku harus kehilangan orang-orang terbaik dan tersayang dalam hidupku.
Aku kadang berpikir, apakah aku hidup dalam mimpi?, karena seakan hal yang terjadi dalam hidup seakan dijadwalkan saja. Namun ketika aku melihat diriku di cermin, ternyata semua memang terjadi dan aku harus merasakan itu dalam hidupku.
Tak ada yang mampu aku perbuatan, semua aku kembalikan kepada sang pemilik bumi dan langit ini dan aku sangat menyakini jika semua adalah sudah menjadi keputusan dan kehendaknya.
Aku hanya mampu menerima kenyataan itu dengan baik dan berharap semua dapat memberiku pelajaran jika semua yang ada di dunia ini tak ada yang abadi, termasuk diriku sendiri, jika Tuhan berkehendak, saat ini pun bisa lenyap dalam sekejap.