src='https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js'/> Ummu Muti’ah, Perempuan Pertama Yang Masuk Syurga Setelah Ummul Mukminin - Aleniasenja.com

Ummu Muti’ah, Perempuan Pertama Yang Masuk Syurga Setelah Ummul Mukminin

Tentang Syurga atau pun neraka merupakan misteri bagi umat manusia, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Namun keberadaan Syurga dan dan neraka sudah pasti aka nada karena sudah tertulis jelas dalam kita Al-qur’an, dimana Syurga untuk mereka yang berbuat baik diatas dunia ini dengan mengikuti perintah dan larangan Allah SWT, sunnah Rasululllah SAW, Sementara neraka untuk mereka yang berbuat dosa. 
Tentang Syurga atau pun neraka merupakan misteri bagi umat manusia, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Namun keberadaan Syurga dan dan neraka sudah pasti aka nada karena sudah tertulis jelas dalam kita Al-qur’an, dimana Syurga untuk mereka yang berbuat baik diatas dunia ini dengan mengikuti perintah dan larangan Allah SWT, sunnah Rasululllah SAW, Sementara neraka untuk mereka yang berbuat dosa. Berbicara mengenai Syurga, Dimana Allah SWT telah menjanjikan syurga bagi orang yang taat beribadah dan menjalankan semua perintah-Nya diatas dunia ini. Sebagai umat muslim, sudah sepatut dan selayaknya berbuat berlaku seperti itu, dan menjauhkan segala perbuatan yang akan mengantarkan kita masuk ke dalam neraka di hari kiamat nanti. Terutama kaum hawa, karena Rasulullah SAW mengatakan jika kebanyakan penghuni neraka itu adalah kaum perempuan. Untuk itulah bagi kaum wanita agar selalu menjaga diri dari hal yang akan mengatarkanmu ke dalam neraka yang maha dahsyat tersebut. Salah satu tauladan yang dapat diikuti, Khususnya bagi wanita yang sudah menikah adalah kisah dari perempuan yang perama kali masuk Syurga setelah setelah istri-istri Nabi SAW. Pada Suatu ketika, Sayyidah Fatimah az-Zahra yang merupakan putri kesayangan Rasulullah SAW. Walaupun putri seorang Rasul, Fatimah tidaklah manja, beliau memiliki budi pekerti yang mulia. Fatimah dikenal sebagai perempuan yang sederhana, sabar, tabah, dan taat kepada Allah SWT. Suatu hari Fatimah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Siapakah perempuan pertama yang memasuki syurga setelah Ummahatul Mukminin setelah istri-istri Nabi SAW?” Rasulullah SAW mengatakan, “Wahai Fatimah, jika engkau ingin mengetahui perempuan pertama yang masuk syurga setelah Ummul Mukminin, ia adalah Ummu Muti’ah.” Mendengar jawaban Rasulullah SAW membuat Fatimah penasaran dan mencari tahu amalan seperti apakah hingga membuatnya menjadi perempuan pilihan yang masuk surga pertama kali. Berhari-hari Fatimah berkeliling Madinah untuk mencari keberadaan Muti’ah. Dari informasi yang didapatkan, Fatimah mengetahui keberadaan dan tempat tinggal Muti’ah di pinggiran kota. Atas izin suamiya, Ali bin Abi Thalib, maka Fatimah dengan mengajak Hasan putranya untuk bersilaturahmi ke rumah Muti’ah pada pagi hari. “Assalamu’alaikum ya ahlil bait.” Dari dalam rumah terdengar jawaban seorang perempuan, “Wa’alaikassalaam, siapa di luar?” Fatimah menjawab, “Aku Fatimah putri Muhammad SAW.” Muti’ah menjawab, “Alhamdulillah, hari ini rumahku dikunjungi putri Nabi junjungan alam semesta.” Muti’ah belum mau membuka pintu, dari dalam rumah Muti’ah kembali bertanya, “Anda seorang diri atau bersama yang lain?”, Fatimah menjawab “Aku bersama Hasan, putraku.” “Maaf Fatimah, aku tidak bisa membukakan pintu utukmu. Aku belum mendapat izin dari suamiku untuk menerima tamu laki-laki dan suamiku saat ini tidak berada dirumah.” “Tetapi hasan anak-anak,” balas Fatimah “Walaupun anak-anak, dia lelaki juga. Besok saja kembali setelah aku mendapat izin dari suamiku,” timpal Muti’ah. Apa yang dikatakan Muti’ah memanglah benar, seperti yang diajarkan ayahnya Rasulullah SAW bahwa tidak membolehkan seorang istri untuk memasukkan laki-laki ke rumahnya ketika suaminya tidak ada di rumah dan tanpa izin suaminya. Akhirnya Fatimah pulang dan akan kembali besok hari. Keesokan hariya, Fatimah kembali mengunjungi rumah Ummu Muti’ah, kali ini bukan hanya Hasan yang ikut, Husein juga meminta ikut. Fatimah datang dengan harapan Muti’ah sudah mendapatkan izin dari sang suami. Namun usaha Fatimah kembali gagal, Mut’ah tetap tidak mau membuka pintu karena izin yang diberikan suaminya hanya untuk Hasan, bukan Husein. Fatimah memikirkan begitu mulianya perempuan ini, menjunjung tinggi ajaran Rasulullah SAW dan begitu tunduk dan tawaddu’ kepada suaminya. Pada hari ketiga, Fatimah kembali lagi bersama kedua putranya ke rumah Muti’ah pada sore hari, dan mereka dipersilahkan masuk. Fatimah mendapati kejadian yang mencengangkan, dan dia terkagum. Muti’ah didapati sedang berdandan sangat rapi dan mengenakan pakaian terbaik yang dipunyai serta bau yang harum, dalam kondisi tersebut Muti’ah mengatakan keada Fatimah bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang kerja dan dia akan menyambut suaminya. Muti’ah sudah menyiapkan baju ganti yang bersih untuk suaminya, sambil memuntun suaminya ke kamar mandi. Muti’ah juga menuntun suaminya menuju ke tempat makan, dan sudah disiapkanya makanan dan minuman yang dimasaknya seharian. Setelah semuanya selesai Muti’ah memberikan cambuk sepanjang 2 meter kepada suaminya dengan mengatakan. “Wahai suamiku, seharian aku telah membuat makanan dan minuman yang ada didepan mu. Sekiranya engkau tidak suka atas masakan yang aku buat, maka cambuklah diriku.” Akhirnya Fatimah pulang dengan menangis haru dan bahagia karena sudah mendapatkan jawaban dari amalan apa yang dilakukan Muti’ah sehingga menjadi perempuan pertama penghuni surga setelah istri Nabi. Muti’ah adalah perempuan dari kalangan biasa, namun keteladanannya dalam mengabdi dan berbakti kepada suaminya menjadikanya perempuan prtama yang masuk surga. Rasululah saw. selalu memerintahkan agar perempuan senantiasa berbakti dan menghormati suaminya, selama suaminya tersebut tidak meminta atau mengajarkan sesuatu yang kurang baik dan dilarang agama. Rasulullah SAW bersabda, “Jika sorang perempuan melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan puasa pada bulannya, dan menjaga kemaluanya, serta menaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki.” (HR. Ibnu Hibban). Nah itulah kisah dari seorang perempuan biasa bernama Ummu Muti’ah, Perempuan Pertama Yang Masuk Syurga Setelah Ummul Mukminin. Semoga ulasan diatas dapat memberi manfaat dan motivasi bagi kita semua khususnya bagi kaum perempuan, terima kasih.

Berbicara mengenai Syurga, Dimana Allah SWT telah menjanjikan syurga bagi orang yang taat beribadah dan menjalankan semua perintah-Nya diatas dunia ini. Sebagai umat muslim, sudah sepatut dan selayaknya berbuat berlaku seperti itu, dan menjauhkan segala perbuatan yang akan mengantarkan kita masuk ke dalam neraka di hari kiamat nanti. 

Terutama kaum hawa, karena Rasulullah SAW mengatakan jika kebanyakan penghuni neraka itu adalah kaum perempuan. Untuk itulah bagi kaum wanita agar selalu menjaga diri dari hal yang akan mengatarkanmu ke dalam neraka yang maha dahsyat tersebut. Salah satu tauladan yang dapat diikuti, Khususnya bagi wanita yang sudah menikah adalah kisah dari perempuan yang perama kali masuk Syurga setelah setelah istri-istri Nabi SAW. 

Pada Suatu ketika, Sayyidah Fatimah az-Zahra yang merupakan putri kesayangan Rasulullah SAW. Walaupun putri seorang Rasul, Fatimah tidaklah manja, beliau memiliki budi pekerti yang mulia. Fatimah dikenal sebagai perempuan yang sederhana, sabar, tabah, dan taat kepada Allah SWT. 

Suatu hari Fatimah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Siapakah perempuan pertama yang memasuki syurga setelah Ummahatul Mukminin setelah istri-istri Nabi SAW?” Rasulullah SAW mengatakan, “Wahai Fatimah, jika engkau ingin mengetahui perempuan pertama yang masuk syurga setelah Ummul Mukminin, ia adalah Ummu Muti’ah.” 

Mendengar jawaban Rasulullah SAW membuat Fatimah penasaran dan mencari tahu amalan seperti apakah hingga membuatnya menjadi perempuan pilihan yang masuk surga pertama kali. Berhari-hari Fatimah berkeliling Madinah untuk mencari keberadaan Muti’ah. Dari informasi yang didapatkan, Fatimah mengetahui keberadaan dan tempat tinggal Muti’ah di pinggiran kota. 

Atas izin suamiya, Ali bin Abi Thalib, maka Fatimah dengan mengajak Hasan putranya untuk bersilaturahmi ke rumah Muti’ah pada pagi hari. “Assalamu’alaikum ya ahlil bait.” Dari dalam rumah terdengar jawaban seorang perempuan, “Wa’alaikassalaam, siapa di luar?” 

Fatimah menjawab, “Aku Fatimah putri Muhammad SAW.” Muti’ah menjawab, “Alhamdulillah, hari ini rumahku dikunjungi putri Nabi junjungan alam semesta.” Muti’ah belum mau membuka pintu, dari dalam rumah Muti’ah kembali bertanya, “Anda seorang diri atau bersama yang lain?”, Fatimah menjawab “Aku bersama Hasan, putraku.” 

“Maaf Fatimah, aku tidak bisa membukakan pintu utukmu. Aku belum mendapat izin dari suamiku untuk menerima tamu laki-laki dan suamiku saat ini tidak berada dirumah.” 

“Tetapi hasan anak-anak,” balas Fatimah 

“Walaupun anak-anak, dia lelaki juga. Besok saja kembali setelah aku mendapat izin dari suamiku,” timpal Muti’ah. Apa yang dikatakan Muti’ah memanglah benar, seperti yang diajarkan ayahnya Rasulullah SAW bahwa tidak membolehkan seorang istri untuk memasukkan laki-laki ke rumahnya ketika suaminya tidak ada di rumah dan tanpa izin suaminya. 

Akhirnya Fatimah pulang dan akan kembali besok hari. Keesokan hariya, Fatimah kembali mengunjungi rumah Ummu Muti’ah, kali ini bukan hanya Hasan yang ikut, Husein juga meminta ikut. Fatimah datang dengan harapan Muti’ah sudah mendapatkan izin dari sang suami. Namun usaha Fatimah kembali gagal, Mut’ah tetap tidak mau membuka pintu karena izin yang diberikan suaminya hanya untuk Hasan, bukan Husein. 

Fatimah memikirkan begitu mulianya perempuan ini, menjunjung tinggi ajaran Rasulullah SAW dan begitu tunduk dan tawaddu’ kepada suaminya. Pada hari ketiga, Fatimah kembali lagi bersama kedua putranya ke rumah Muti’ah pada sore hari, dan mereka dipersilahkan masuk. Fatimah mendapati kejadian yang mencengangkan, dan dia terkagum. 

Muti’ah didapati sedang berdandan sangat rapi dan mengenakan pakaian terbaik yang dipunyai serta bau yang harum, dalam kondisi tersebut Muti’ah mengatakan keada Fatimah bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang kerja dan dia akan menyambut suaminya. 

Muti’ah sudah menyiapkan baju ganti yang bersih untuk suaminya, sambil memuntun suaminya ke kamar mandi. Muti’ah juga menuntun suaminya menuju ke tempat makan, dan sudah disiapkanya makanan dan minuman yang dimasaknya seharian. Setelah semuanya selesai Muti’ah memberikan cambuk sepanjang 2 meter kepada suaminya dengan mengatakan. 

“Wahai suamiku, seharian aku telah membuat makanan dan minuman yang ada didepan mu. Sekiranya engkau tidak suka atas masakan yang aku buat, maka cambuklah diriku.” 

Akhirnya Fatimah pulang dengan menangis haru dan bahagia karena sudah mendapatkan jawaban dari amalan apa yang dilakukan Muti’ah sehingga menjadi perempuan pertama penghuni surga setelah istri Nabi. Muti’ah adalah perempuan dari kalangan biasa, namun keteladanannya dalam mengabdi dan berbakti kepada suaminya menjadikanya perempuan prtama yang masuk surga. 

Rasululah saw. selalu memerintahkan agar perempuan senantiasa berbakti dan menghormati suaminya, selama suaminya tersebut tidak meminta atau mengajarkan sesuatu yang kurang baik dan dilarang agama. Rasulullah SAW bersabda, “Jika sorang perempuan melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan puasa pada bulannya, dan menjaga kemaluanya, serta menaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki.” (HR. Ibnu Hibban). 

Nah itulah kisah dari seorang perempuan biasa bernama Ummu Muti’ah, Perempuan Pertama Yang Masuk Syurga Setelah Ummul Mukminin. Semoga ulasan diatas dapat memberi manfaat dan motivasi bagi kita semua khususnya bagi kaum perempuan, terima kasih.

3 Komentar untuk "Ummu Muti’ah, Perempuan Pertama Yang Masuk Syurga Setelah Ummul Mukminin"

  1. Benarkah Mutiah itu wanita pertama yang masuk surga?

    Terdapat sebuah hadis dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    سَيِّدَاتُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ: مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَآسِيَةُ

    “Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam bintu Imran, Fatimah bintu Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah bintu Khuwailid, dan Asiyah.” (HR. Hakim 4853 dan dinilai ad-Dzahabi: shahih sesuai syarat Muslim).

    Jika benar Mutiah adalah wanita pertama yang masuk surga, seperti yang diceritakan, tentu dia masuk dalam daftar pemuka wanita ahli surga.

    Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah dinyatakan,

    وأما أول من يدخلها من النساء فلم نقف عليه من وجه صحيح إلا أن النبي صلى الله عليه وسلم أخبر عن سيدات نساء أهل الجنة

    Tentang wanita yang pertama kali masuk surga, kami tidak menjumpai dalil yang shahih, selain sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang sayyidat (para pemimpin wanita) ahli surga.

    Kemudian lembaga fatwa menyebutkan hadis dari A’isyah di atas. (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 60999).

    Mentaati Suami adalah amal mulia bagi para wanita. Gelar kehormatan bagi setiap muslimah. Namun bukan berarti, kita boleh memotivasi mereka dengan hadis yang sama sekali tidak ada sumbernya. Karena berdusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk dosa besar.

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

    ”Siapa yang sengaja berdusta atas namakku, hendaknya dia siapkan tempatnya di neraka.” (Muttafaq ’alaih).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin maksud nya yang pertama masuk surga dari kalangan biasa, diatas di bilang setelah istri2 Nabi SAW

      Hapus
    2. betul, perempuan pertama dari golongan kalangan manusia biasa

      Hapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel