Dabbah, Binatang Dapat Bicara Pemberi Tanda Keimanan Seseorang
Jumat, 24 Januari 2020
Tulis Komentar
Dabbah, Mahkluk berwujud Binatang yang dapat berbicara layaknya manusia dengan berbagai bahasa di dunia ini. Kehadiran dan kemunculan binatang ini memberi kabar kepada manusia jika dunia ini telah berakhir, dan ia akan memberikan tanda kepada orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kafir. Untuk orang-orang yang beriman, dabbah akan memberikan tanda pada wajah mereka, sehingga menjadi bersinar. Itu adalah tanda keimanannya kepada Allah SWT. Sedangkan untuk orang-orang kafir, Dabbah akan memberikan tanda hitam di hidungnya sebagai tanda kekufurannya.
Kemunculan Dabbah ini merupakan salah satu tanda besar dari dekatnya hari Kiamat. Dabbah ini akan muncul selepas kematian para Ya’juj Ma’juj akibat virus yang diturunkan oleh Allah SWT. Dia keluar ketika bumi telah pulih dari bencana yang dibuat oleh Ya’juj Ma’juj. Tercatat pula dalam hadist jika makhluk ini akan memukulkan tongkatnya kepada semua manusia. Jika tongkat tersebut dipukulkan pada orang beriman maka di dahinya akan tertulis ‘ini adalah orang beriman’ sebaliknya jika dia memukulkan tongkat pada orang kafir, maka di dahinya akan tertulis ‘ini adalah orang kafir’. Binatang ini juga dikenal sebagai pembawa pesan keimanan. Kedatangan Dabbah ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat An-Naml ayat 82, Allah SWT Berfirman dibawah ini :
وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ
Artinya : “Apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan seekor dabbah (binatang) dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82)
Mengenai maksud “perkataan telah jatuh atas mereka,” para ulama menjelaskan, telah pasti ancaman atas mereka lantaran perbuatan mereka yang terus-menerus melakukan kemaksiatan, kefasikan, pembangkangan, berpaling dari ayat-ayat Allah, tidak mentadabburinya, tidak mengamalkan hukumnya, juga tidak berhenti melakukan kemaksiatan, dan sehingga nasihat tidak lagi bermanfaat, dan tidak dapat diingatkan lagi dari kedurhakaan.
Jika keadaan mereka telah demikian, maka Allah SWT akan mengeluarkan dabbah dari dalam bumi yang dapat berbicara dengan mereka. Binatang itu dapat memahami dan berbicara dengan manusia. Rasulullah SAW bersabda,
ثَلاَثٌ إِذَا خَـرَجْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِـي إِيْمَانِهَا خَيْرًا طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَالدَّجَّالُ وَدَابَّةُ اْلأَرْضِ
Artinya : “Ada tiga perkara yang jika keluar maka tidak akan berguna lagi keimanan orang yang belum beriman sebelumnya; atau belum mengusahakan kebaikan yang dilakukan dalam keimannya. Ketiga perkara itu adalah: terbitnya matahari dari barat, Dajjal dan binatang bumi.” (HR. Muslim)
Beliau juga bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ اْلآيَاتِ خُرُوْجًا طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَخُرُوْجُ الدَّابَّةِ عَلَـى النَّاسِ ضُحًى فَأَيُّهُمَا مَا كَانَتْ قَبْلَ صَاحِبَتِهَا فَاْلأُخْرَى عَلَى إِثْرِهَا قَرِيْبًا
Artinya “Sesungguhnya tanda-tanda (Kiamat) yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya binatang kepada manusia pada waktu Dhuha. Mana saja yang lebih dahulu muncul, maka yang satunya akan terjadi setelahnya dalam waktu yang dekat.” (HR. Muslim)
Beliau pun bersabda,
بَادِرُوا بِاْلأَعْمَالِ سِتًّا… (وَذَكَرَ مِنْهَا) دَابَّةَ اْلأَرْضِ
Artinya “Bersegeralah kalian beramal (sebelum datangnya) enam perkara… (beliau menyebutkan di antaranya) dabbah.” (HR. Muslim)
Bagi siapa pun yang mengaku sebagai Ahlussunnah wal Jamaah tentu tidak ragu dan segan sedikit pun untuk meyakini hal ini. Tidak ada alasan baginya menolak sesuatu yang dijelaskan dalam al-Qur`an dan as-Sunnah yang shahih.
Para ulama berbeda pendapat mengenai hakikat dabbah. Secara bahasa, dabbah berarti binatang yang berjalan di muka bumi. Di antara pendapat tentang hakikat dabbah ini adalah sebagai berikut :
1. Wujud Dabbah Gabungan Banyak Binatang
Ibnu Jurayi sempat mengatakan jika sosok Dabbat al-Ard pernah dijabarkan dengan rici oleh Ibnu Zubair. Makhluk tersebut seperti gabungan dari banyak binatang. Dia memiliki kepala seperti kerbau, sementara matanya menyerupai babi, dan telinganya bak gajah.
Sosok tersebut juga memiliki tanduk rusa jantan, namun lehernya seperti burung unta. Dada makhluk ini menyerupai singa dengan warna kulit harimau. Dia juga memiliki panggul yang mirip kucing, namun ekornya seperti biri-biri jantan dan kakinya seperti unta. Dalam penjelasan lain, digambarkan jika Dabbat al-Ard juga memiliki bulu panjang dan pendek. Tubuhnya begitu besar, namun gerakannya sangat cepat.
2. Dabbah Itu Anak Unta
Babbah adalah anak unta yang disapih dari unta Nabi Shalih. Pendapat ini dinyatakan oleh al-Qurthubi. Pendapat ini diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud ath-Thayalisi dari Hudzaifah bin Asid al-Ghifari, bahwa Rasulullah saw menyebut tentang dabbah, (lalu beliau menuturkan hadits, di dalamnya ada ungkapan)
لَمْ يَرْعِهِمْ إِلاَّ وَهِيَ تَرْغَوْ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ
Artinya : “Mereka tidak menggembalakannya, melainkan ia hanya bersuara di antara rukun dan maqam (rukun Yamani dan Maqam Ibrahim).”
Yang menjadi dalil adalah ungkapan sabda Nabi saw (تَرْغَـوْ) sementara (اَلرَّغَاءُ) adalah suara yang hanya ditujukan untuk unta. Pendapat al-Qurthubi ini perlu dikaji lebih lanjut. Sebab, hadits yang dijadikan landasan oleh beliau terdapat perawi yang matruk (haditsnya ditinggalkan) dalam sanadnya.
Selain itu, dijelaskan pada sebagian kitab hadits lafazh (تَدْنَوْ) dan (تَرْبَوْ) sebagai pengganti dari lafazh (تَرْغَوْ), sebagaimana disebutkan dalam kitab al-Mustadrak, karya al-Hakim.
3. Dabbag Itu al-Jassasah
Dabbah adalah al-Jassasah yang disebutkan dalam hadits Tamim ad-Dari pada kisah Dajjal. Pendapat ini dinisbatkan kepada Abdullah bin Amru bin ‘Ash. Pendapat ini tidak kuat lantaran sifat-sifat dan apa yang dilakukan oleh si dabbah tidak cocok dengan gambaran al-Jassasah dalam hadits Tamim ad-Dari.
4. Dabbah Itu Berbentuk Ular
Dabbah adalah ular yang mengawasi dinding Ka’bah, yang disambar oleh elang ketika orang-orang Quraisy hendak membangun Ka’bah. Pendapat ini dinisbatkan oleh al-Qurthubi kepada Ibnu ‘Abbas ra. Hanya, beliau tidak menyebutkan sumbernya.
5. Dabbah Itu Seperti Manusia
Dabbah adalah manusia yang berbicara, mendebat dan membantah orang-orang yang gemar melakukan bid’ah dan kekufuran agar mereka berhenti. Agar jika mereka binasa, mereka binasa dengan keterangan (hujjah) yang nyata. Kelemahan pendapat ini adalah, jika dabbah yang mendebat para ahli bid’ah adalah manusia, maka ia bukanlah tanda kekuasan Allah SWT yang luar biasa.
6. Dabbah Itu Bakteri
Dabbah adalah bakteri yang berbahaya yang akan membuat manusia menderita. Bakteri tersebut melukai bahkan bisa membunuhnya. Ketika melukai seseorang ia membawa pesan berupa nasihat kepada manusia seandainya mereka memiliki hati yang bisa berpikir, sehingga mereka sadar untuk kembali kepada Allah, kepada agamanya dan menekan mereka untuk menerima hujjah. Ini adalah pendapat yang dipegang oleh Abu ‘Ubayyah dalam komentarnya terhadap kitab an-Nihayah/ al-Fitan wal Malahim, karya Ibnu Katsir.
Pendapat ini jauh dari kebenaran, sebagaimana dinyatakan oleh DR. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, penulis kita Asyrathhus Sa’ah. Dalam salah satu hadits yang shahih, Rasulullah saw menyebut dabbah kelak membawa cincin Nabi Sulaiman dan tongkat Nabi Musa. Mana mungkin bakteri akan melakukannya. Apalagi berbicara dengan manusia. Mustahil.
Berdasarkan penjelasan diatas, Bagi orang yang beriman, pastinya percaya di batas kabar Nabi Muhammad SAW. Selebihnya, kita serahkan kepada Allah SWT yang Maha tahu atas segala yang pasti akan terjadi.
Tempat keluarnya dabbah, Para ulama juga berbeda pendapat mengenai tempat keluarnya dabbah. Di antara sekian banyak pendapat, yang paling kuat adalah bahwa dabbah akan keluar dari Mekah, dari masjid yang paling mulia. Pendapat ini diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan dalam Majma’uz Zawaid VIII/ 7-8, dari Hudzaifah bin Asid secara marfu’.
Hadits itu berbunyi, “Dabbah akan keluar dari masjid yang paling besar, tatkala mereka (sedang duduk-duduk tiba-tiba bumi bergetar) ketika mereka sedang demikian tiba-tiba bumi terbelah.”
Inilah aktivitas yang akan dilakukan oleh si dabbah sebagaimana disebut oleh Allah SWT dalam al-Qur`an dan oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang dijelaskan diatas. Semoga dari ulasan ini dapat memberi kita kesadaran jika dunia ini bukanlah tempat abadi, dimana suatu ketika yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT akan musnah, dan akhirat adalah tempat yang abadi. Bagi yang beriman tentunya akan hidup bahagia di Surga, sementara yang tidak hidup sengsara di neraka, itulah balasan yang akan diterima manusia sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan hadist Rasulullah SAW.
Belum ada Komentar untuk "Dabbah, Binatang Dapat Bicara Pemberi Tanda Keimanan Seseorang"
Posting Komentar