src='https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js'/> Apa Hukum Merayakan Ulang Tahun Dalam Islam?, Ini Penjelasannya - Aleniasenja.com

Apa Hukum Merayakan Ulang Tahun Dalam Islam?, Ini Penjelasannya

Perayakan ulang tahun tentunya sering kita jumpai dalam kehidupan seharihari. Entah itu keluarga kita sendiri yang mengadakannya, tetangga, sahabat, dan juga teman-teman kita. Perayaan ulang tahun tentunya salah bentuk rasa syukur atas nikmat umur yang diberikan oleh Allah SWT, atau bisa jadi pengingat kepada manusia bahwa umurnya sudah menginjak usia ini, dan waktunya harus berbuat sesuatu yang baik dan benar dalam hidupnya. 
Apa Hukum Merayakan Ulang Tahun Dalam Islam, Ini Penjelasannya

Nah, bagaimana pandangan islam dalam merayakan ulang tahun ini?, Menurut Darul Ifta’ Al-Misriyyah; lembaga fatwa Mesir disebutkan bahwa merayakan hari ulang tahun tidak dilarang oleh syara’/agama. Selama, di dalamnya bertujuan untuk mensyukuri nikmat Allah swt. atas kelahirannya dan perayaan itu terhindar dari hal-hal yang diharamkan agama, seperti adanya ikhtilat (bercampur dengan yang bukan mahramnya), terbukanya aurat, dan hal-hal yang tidak diperbolehkan syara’ lainnya. 

Adapun dasar diperbolehkannya merayakan hari ulang tahun adalah ayat dan hadis sebagai berikut. 

وَالسَّلٰمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُّ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا 


Artinya : "Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (Q.S. Maryam/19: 33) 

عن أبى قتادة الأنصاري رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وآله وسلم سئل عن صوم يوم الإثنين؟ فقال: «ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ- أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ-» رواه مسلم 


Dari Abi Qatadah Al-Anshariyah r.a., bahwasannya Nabi saw. ditanyai tentang puasa Senin. Lalu beliau bersabda, “Pada hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan hari ketika aku diutus/ diturunkan kepadaku wahyu pada hari itu.” (H.R. Muslim) 

Hari lahirnya manusia adalah hari kenikmatan yang wajib disyukuri. Bahkan hadis tersebut pun dapat dijadikan dalil diperbolehkannya merayakan semua hari-hari yang terdapat kenimatan-kenikmatan di dalamnya. 

Selain untuk mensyukuri nikmat Allah, perayaan hari ulang tahun adalah untuk menunjukkan kebahagiaan atas semua nikmat Allah swt. atau min babi syukrillah ta’ala. Sebagaimana firman Allah SWT. 

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ 


Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (Q.S. Yunus/10: 58) 

Ketika merayakan hari ulang tahun juga diperbolehkan mengundang kerabat dan sahabat untuk turut merayakannya. Selama di dalamnya bertujuan untuk idkhalus surur/membahagiakan hatinya. Dan hal itu pun termasuk perkara-perkara yang disunnahkan oleh syara’. Hal ini berdasarkan pada riwayat-riwayat sebagai berikut. 

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآله وَسَلَّمَ: أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «تُدْخِلُ عَلَى أَخِيكَ الْمُؤْمِنِ سُرُورًا، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تُطْعِمُهُ خُبْزًا» أخرجه ابن شاهين في “الترغيب”. 


Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Rasulullah saw. pernah diajukan pertanyaan. “Amal apa yang paling utama?” Beliau bersabda, “Hendaknya kamu membahagiakan saudaramu yang mukmin, melunasi hutangnya, atau memberikan makan untuk sepotong roti.” (HR. Ibnu Syahin) 

عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال: سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآله وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «إِدْخَالُكَ السُّرُورَ عَلَى مُؤْمِنٍ أَشْبَعْتَ جَوْعَتَهُ، أَوْ كَسَوْتَ عُرْيَهُ، أَوْ قَضَيْتَ لَهُ حَاجَةً» أخرجه الطبراني في “الأوسط” 


Dari Umar bin Al-Khattab r.a., ia berkata, Rasulullah saw. ditanya, “Amal-amal yang paling utama?” Beliau bersabda, “Engkau membahagiakan saudara mukminmu, mengenyangkannya yang lapar, memberikan pakaian kepadanya, atau menyelesaikan keperluan untuknya.” (H.R. At-Thabrani) 

عن محمد بن مسلم -وهو الطائفي- أنه بلغه أن رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم قال: «مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ بَعْدَ الْفَرَائِضِ إِدْخَالُ السُّرُورِ عَلَى الْمُؤْمِنِ» أخرجه ابن وهب في “جامعه” 


Dari Muhammad bin Muslim, ia bangsa Thaif, telah sampai kepadanya bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Termasuk amal-amal yang paling utama setelah ibadah-ibadah yang fardhu (wajib) adalah membahagiakan orang mukmin.” (H.R. Ibnu Wahb) 

Dengan demikian, pada dasarnya di dalam perayaan ulang tahun itu terdapat dasar secara syara’nya seperti mensyukuri nikmat Allah, menyebut-nyebutnya, mengingat hari-hari Allah, dan membahagiakan orang mukmin. Maka, perayaan ulang tahun itu diperbolehkan selama di dalamnya tidak ada hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. 

Doa Saat Ulang Tahun Berdasarkan Hadist 

Dalam salah satu doa yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas bin Malik, khadim Rasulullah SAW menjelaskan sebuah doa yang cocok untuk dibaca untuk orang yang ulang tahun, berikut doanya. 

اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَاله، وَوَلَده، وَبَارِكْ له فِيمَا أعْطَيْتَه وَأطِلْ حَيَاته عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ عَمَله وَاغْفِرْ له 


Artinya : “Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, dan berkahilah semua hal yang telah engkau berikan kepadanya dan panjangkan umurnya untuk senantiasa taat kepada-Mu, perbaikilah amalnya serta ampuni dosanya.” 

Selain doa untuk panjang umur di atas, masih ada lagi doa yang lain, salah satunya adalah doa berikut ini: 

اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ ، وَوَلَدَهُ ، وَأَطِلْ عُمْرَهُ ، وَاغْفِرْ ذَنْبَهُ 


Artinya : ‘Ya Allah, perbanyaklah harta dan anak Anas bin Malik, dan panjangkan umurnya serta ampuni dosanya. 

Itulah ulasan mengenai hukum merayakan ulang tahun dalam islam. Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu berpegang teguh dalam ajaran islam agar selamat dunia dan akhirat kelak, terima kasih.

Belum ada Komentar untuk "Apa Hukum Merayakan Ulang Tahun Dalam Islam?, Ini Penjelasannya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel